4 Bangunan Bersejarah di Kota Makasar Sulawesi Selatan - Makassar merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar memiliki banyak bangunan nan indah, unik, dan bersejarah. Berikut ini 4 Bangunan Bersejaran di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu 1) Mesjid Masjid Al-Markaz Al-Islami, 2) Museum Kota Makassar, 3) Benteng Fort Rotterdam, dan 4) Benteng Sumba Opu:
1. Masjid Al Markaz Al Islami
Masjid
Al-Markaz Al-Islami merupakan sebuah masjid yang terletak di Makassar,
Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1994 dan selesai pada tahun
1996. Saat ini berkembang menjadi pusat pengembangan ibadah agama Islam
terbesar dan termegah di Asia Tenggara, terletak di Jalan Masjid Raya
Makassar. Bangunan Masjid tersebut, terdiri atas 3 lantai yang terbuat
dari batu granit.
2. Museum Kota Makasar
Moseum Kota Makassar adalah sebuah bangunan lawas yang terdapat di tengah-tengah kota Makassar yang berlantai 2 yang bergaya Eropa abad ke 17. Dinding-dindingnya yang tebal, jendela-jendela kayu yang lebar dan beberapa ornamen gantung yang masih utuh terjaga membuat bangunan bersejarah ini terlihat berdiri kokoh dan berwibawa. Karena letaknya yang berada di kota Makassar maka museum ini diberi nama Museum Kota Makassar.
Museum ini terletak di Jalan Balaikota No. 11, sekitar 500 meter dari titik pusat Kota Makassar atau sekitar 25 kilometer dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Dapat menjangkau Museum Kota Makassar dengan angkutan umum, taksi, maupun fasilitas pengantaran hotel. Museum Makassar sering dikunjungi oleh pelajar, mahasiswa, wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, terutama pada liburan. Museum Kota Makassar menawarkan sensasi wisata berada di dalam mesin waktu untuk melihat kecantikan masa lalu.
3. Benteng Fort Rotterdam
Fort Rotterdam ini awalnya dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa X dengan nama Benteng Ujung Pandang. Di dalamnya terdapat rumah panggung khas Gowa di mana Raja dan keluarganya tinggal. Pada saat Belanda menguasai are Banda dan Maluku, mereka mutuskan untuk manaklukkan Kerajaan Gowa agar armada dagang VOC dapat masuk dan merapat dengan mudah di Sulawesi. Dalam usahanya menaklukkan Gowa, Belanda menyewa pasukan dari Maluku. Selama setahun lebih Benteng digempur, akhirnya Belanda berhasil masuk serta menghancurkan rumah Raja dan seisi Benteng. Pihak Belanda memaksa sultan Hasanuddin untuk menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, dimana salah satu pasal dalam perjanjian tersebut mewajibkan Kerajaan Gowa menyerahkan Benteng kepada Belanda.
Setelah Benteng diserahkan kepada Belanda, Benteng kembali dibangun dan ditata sesuai dengan arsitektur Belanda kemudian namanya diubah menjadi Ford Rotterdam. Benteng ini kemudian digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di Wilayah Indonesia Timur. Pada masa penjajahan Jepang, Benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Kemudian TNI dijadikan sebagai pusat komando. Dan sekarang Benteng ini menjadi pusat kebudayaan dan seni.
Di dalam Benteng ini terdapat beberapa ruang tahanan/penjara yang slaah satunya digunakan untuk menahan Pangeran Diponegoro. Selain itu, terdapat juga sebuah gereja peninggalan Belanda dan Meseum La Galigo yang menyimpan kurang lebih 4.999 koleksi. Koleksi tersebut meliputi koleksi prasejarah, numismatic, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi. Koleksi Etnografi ini terdiri dari berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup dan benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, da Toraja. Saat ini, selain sebagai tempat wisata bersejarah, Benteng ini juga dijadikan sebagai pusat kebudayaan Sulawesi Selatan
4. Benteng Sumba Opu
Benteng Somba Opu dibangun pada tahun 1525 oleh Sultan Gowa ke IX. Benteng ini merupakan pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang dari Asia dan Eropa. Pada tahun 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuawan. Dan pada tahun 1990, benteng ini direkonstruksi sehingga tampak lebih baik. Kini, Benteng Somba Opu menjadi sebuah objek wisata bersejarah di Kota Makassar yang di dalamnya terdapat beberapa bangunan rumah adat Sulawesi Selatan yang mewakili suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Selain itu, terdapat juga sebuah meriam dengan panjang 9 m dan berat 9.500 kg serta sebuah museum yang berisi benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Gowa.